KLIK LIKE DAN TEKAN PANGKAH (X) 2 KALI UNTUK TUTUP Button Close
February 2017 - Semuanya Cerita Baru

Post Top Ad

Post Top Ad

Friday 24 February 2017

04:37

Harga Minyak Petrol Naik Bermula 1 Mac 2017

Bulan lepas minyak petrol naik 2o sen menyebabkan ramai rakyat Malaysia marah dan bengang kerana kenaikan minyak petrol dan diesel tersebut.
Namun, info yang kami perolehi, bermula pada 1 Mac 2017, harga minyak petrol dan diesel naik lagi sebanyak 20 sen!
Bermakna harga minyak petrol RON95 (kuning) berharga RM2.50 seliter, minyak petrol RON97 (hijau) RM3.00 seliter dan minyak diesel berharga RM2.45 seliter.
Kenaikkan minyak di Malaysia ini berkemungkinan nilai matawang Malaysia yang semakin hari semakin susut.
Adakah minyak di negara kita bulan seterusnya akan naik lagi? Sama-sama kita nantikan

Sunday 5 February 2017

Friday 3 February 2017

09:19

ANTARA BERGAJI KECIL DAN MEMINTA-MINTA?



Hadith: 
 
Daripada Abu Hurairah RA katanya : Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya orang yang membawa seberkas kayu di atas belakangnya adalah lebih baik daripada dia meminta-minta daripada orang lain sama ada diberi atau pun tidak”.
 
Huraian Hadith: 
 
  1. Islam menggalakkan umatnya supaya mencari rezeki yang halal dengan hasil usaha sendiri kerana ia akan diberkati oleh Allah SWT.
  2. Sifat suka meminta-minta daripada orang lain adlaah antara sifat yang dikeji oleh Islam. Oleh itu setiap orang Islam hendaklah menjauhi daripada sifat demikian.

(Hadith Riwayat al-Bukhari dan Muslim)


via Bin Usrah

Sumber : 1CiteMalaya
09:19

(AL-QURAN & HADIS) Tuntutan ISLAM menghormati AL-QURAN




Apabila diperdengarkan ayat ayat suci Al Quran maka diamlah dan dengarlah.

ﻭَﺇِﺫَا ﻗُﺮِﺉَ ٱﻟْﻘُﺮْءَاﻥُ ﻓَﭑﺳْﺘَﻤِﻌُﻮا۟ ﻟَﻪُۥ ﻭَﺃَﻧﺼِﺘُﻮا۟ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗُﺮْﺣَﻤُﻮﻥَ

Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.
(Al-A’raf – 7:204)
Huraian
  1. Allah menuntut agar hambanya menghormati apabila terdengar bacaan al-Quran
  2. Rahmat yang dimaksudkan adalah petunjuk dan hidayah yang tersurat dan tersirat di sebalik ayat-ayat suci al-Quran.
Oleh itu, kita seharusnya menghormati apabila terdengar alunan bacaan al-Quran. Sekilas, ayat ini memerintahkan untuk mendengarkan dan memerhatikan bacaan Alquran. Hal ini berdasarkan pada kata اسْتَمِعُوا dan أَنْصِتُوا dengan menggunakan fi`l amr (kata perintah). Namun, ulama berbeda pendapat tentang ketegasan, kondisi dan objek perintah dalam ayat tersebut. Perbedaan itu dapat disimpulkan dalam beberapa poin sebagai berikut:

1. Banyak ulama memahami ayat di atas secara khusus, yakni mengaitkannya dengan asbâb an-nuzûl. Dalam hal ini, ada dua kumpulan riwayat yang menjelaskan tentang sebab turunnya. Pertama, ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan bacaan imam dalam shalat. Artinya, ketika imam membaca ayat Alquran, makmum harus diam dan mendengarkan.[1] Imam as-Suyûthi (849-911 H) dalam tafsirnya ad-Durr al-Mantsûr fî at-Tafsîr bi al-Ma’tsûr, menyebukan banyak riwayat menjelaskan hal ini, diantaranya:

عَنْ أَبِي هُرَيرَة فِي قَولِه: وَإِذَا قُرِىءَ القُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا، قَالَ: نَزَلَتْ فِي رَفْعِ الأَصْوَات، وَهُمْ خَلْفَ رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم فِي الصَّلاَة.

            “Dari Abû Hurairah, beliau berkata mengenai ayat, “Apabila dibacakan Alquran, maka dengarkanlah dan diamlah” (QS. Al-A`râf [7]: 204), ayat ini turun ketika para jamaah mengangkat suara dibelakang Nabi dalam shalat. Hadis ini dikeluarkan oleh Ibnu Jarîr, Ibnu Abî Hâtim, al-Baihaqî, dan Ibnu `Asâkir.[2]Imam Ahmad menerangkan bahwa umat Islam sepakat tentang surat al-A`râf ayat 204 ini berkenaan dengan bacaan shalat.[3] Bahkan Ibnu Abbâs pernah ditanya mengenai ayat tersebut, apakah ayat ini dipahami secara umum, beliau menjawab bahwa ayat ini khusus dalam shalat wajib.[4]

            Kedua, ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan shalat dan bacaan khatib dalam khutbah jumat dan atau khutbah `idul fitri dan adha. Riwayat yang menjelaskan hal ini adalah:

عَنْ ابْنِ عَبَّاس فِي قَولِه: وَإِذَا قُرِىءَ القُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَه وَأَنْصِتُوا، قَالَ: نَزَلَتْ فِي رَفْعِ الأَصْوَات خَلْفَ رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم فِي الصَّلاَة، وَفِي الخُطْبَةِ لِأَنَّهَا صَلاَةٌ، وَقَالَ: مَنْ تَكَلَّّمَ يَوْمَ اْلجُمُعَةِ وَاْلإِمَامُ يَخْطُبُ فَلاَ صَلاَةَ لَهُ.

            “Dari Ibnu Abbâs, beliau berkomentar tentang ayat, “Apabila dibacakan Alquran, maka dengarkanlah dan diamlah” (QS. Al-A`râf [7]: 204), ayat ini turun ketika para jamaah mengangkat suara dibelakang Nabi dalam shalat dan khutbah, karena khutbah adalah shalat. Nabi bersabda, “Siapa yang berbicara pada hari Jum’at sedangkan imam berkhutbah, maka tidak ada shalat baginya.” Riwayat ini dikeluarkan oleh Ibnu Mardawaih dan al-Baihaqi.[5]

            Pendapat ini diusung oleh Mujahid, namun menurut Imam Ibn al-`Arabi, pendapat ini lemah, karena membaca Alquran dalam khutbah sangat sedikit, sedangkan perintah untuk diam dan mendengarkan dari mulai awal khutbah sampai akhirnya.[6] Imam as-Samarqandî menjelaskan bahwa Mujahid berpendapat, ayat tersebut bukan hanya berkenaan dengan khutbah saja, tapi juga berkenaan dengan bacaan imam dalam shalat. Bahkan jelas bahwa Mujahid berpendapat boleh berbicara ketika orang membaca Alquran di luar shalat.[7]

            2. Kumpulan ulama al-Azhar yang tergabung dalam penulisan Tafsîr al-Wasîthmenjelaskan bahwa wajib hukumnya bagi orang yang ada dalam suatu halaqah Alquran untuk diam dan mendengarkan bacaan Alquran.[8] Oleh pengarang tafsir, ayat ini dimaknai secara khusus walau tanpa ada penjelasan apa yang mengkhususkannya. Namun demikian, makna ini cukup bagus untuk diikut, karena tidak wajar jika Alquran dibacakan, orang yang ada dalam halaqah tersebut sibuk dengan urusan yang lain.

            Muhammad Amin al-Urami al-Harari menjelaskan bahwa sangat dibenci (makrûh syadîdah) orang yang tidak mendengarkan bacaan Alquran pada halaqah yang mana Alquran dibacakan. Lebih tegas beliau menambahkan bahwa tidak boleh membaca Alquran pada kumpulan orang yang tidak mau mendengarkannya.[9]

Daftar Pustaka

Abû Bakar Muhammad bin Abdullâh (Ibn al-`Arabî), Tafsîr Ahkâm al-Qur’ân, Bairut: Dâr al-Jail, tt.
Abû Laits Nashr bin Muhammad bin Ahmad bin Ibrâhîm as-Samarqandî (w. 375 H), Tafsîr as-Samarqandî al-Musammâ bi Bahr al-`Ulûm, Bairut: Dâr al-Kutub al-`Ilmiyah, 1993.
Al-Qurthubi, al-Jâmi` li Ahkâm al-Qur’ân, Kairo: Dâr al-Hadîts, 2002.
An-Nasâ’i, Sunan an-Nasâ’i, Riyâdh: Maktabah al-Ma`ârif, tt.
Fakhruddîn ar-Râzî, at-Tafsîr al-Kabîr au Mafâtîh al-Ghaib, Kairo: Maktabah at-Taufiqiyah, 2003.
Jalal ad-Din as-Suyuthi, ad-Durr al-Mantsûr fî at-Tafsîr bi al-Ma’tsûr, Cairo: Markaz Hijr li al-Buhuts wa ad-Dirasat al-`Arabiyah wa al-Islamiyah, 2003.
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, al-Jumanatul Ali Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: J-ART, 2005.
Muhammad Amîn al-Uramî al-Hararî, Tafsîr Hadâ’iq ar-Rauh wa ar-Raihân fî Rawâbî `Ulûm al-Qur’ân, Bairut: Dâr ath-Thauq an-Najâh, 2001.





via Bin Usrah

Sumber : 1CiteMalaya
09:19

MAKANAN DAN MINUMAN MENURUT AL-QURAN


MAKANAN & MINUMAN – 1

[1] Allah menyuruh umat manusia untuk makan dan minum (Qs.7:31)
ﻳَٰﺒَﻨِﻰٓ ءَاﺩَﻡَ ﺧُﺬُﻭا۟ ﺯِﻳﻨَﺘَﻜُﻢْ ﻋِﻨﺪَ ﻛُﻞِّ ﻣَﺴْﺠِﺪٍ ﻭَﻛُﻠُﻮا۟ ﻭَٱﺷْﺮَﺑُﻮا۟ ﻭَﻻَ ﺗُﺴْﺮِﻓُﻮٓا۟ ۚ ﺇِﻧَّﻪُۥ ﻻَ ﻳُﺤِﺐُّ ٱﻟْﻤُﺴْﺮِﻓِﻴﻦَ
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
(Al-A’raf – 7:31)
[2] Namun dilarang berlebihan / melampaui batas (Qs.7:31)
[3] Allah marah bila makan dan minum melampaui batas (Qs.20:81)
ﻛُﻠُﻮا۟ ﻣِﻦ ﻃَﻴِّﺒَٰﺖِ ﻣَﺎ ﺭَﺯَﻗْﻨَٰﻜُﻢْ ﻭَﻻَ ﺗَﻂْﻐَﻮْا۟ ﻓِﻴﻪِ ﻓَﻴَﺤِﻞَّ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻏَﻀَﺒِﻰ ۖ ﻭَﻣَﻦ ﻳَﺤْﻠِﻞْ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻏَﻀَﺒِﻰ ﻓَﻘَﺪْ ﻫَﻮَﻯٰ
Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barang siapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.
(Taha – 20:81)
[4] Makan dan minumlah yang halal dan yang toyib / baik (Qs.2:168)
ﻳَٰٓﺄَﻳُّﻬَﺎ ٱﻟﻨَّﺎﺱُ ﻛُﻠُﻮا۟ ﻣِﻤَّﺎ ﻓِﻰ ٱﻷَْﺭْﺽِ ﺣَﻠَٰﻼً ﻃَﻴِّﺒًﺎ ﻭَﻻَ ﺗَﺘَّﺒِﻌُﻮا۟ ﺧُﻂُﻮَٰﺕِ ٱﻟﺸَّﻴْﻂَٰﻦِ ۚ ﺇِﻧَّﻪُۥ ﻟَﻜُﻢْ ﻋَﺪُﻭٌّ ﻣُّﺒِﻴﻦٌ
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
(Al-Baqarah – 2:168)
[5] Setelah itu, bersyukurlah kepada Allah (Qs.2:172)
ﻳَٰٓﺄَﻳُّﻬَﺎ ٱﻟَّﺬِﻳﻦَ ءَاﻣَﻨُﻮا۟ ﻛُﻠُﻮا۟ ﻣِﻦ ﻃَﻴِّﺒَٰﺖِ ﻣَﺎ ﺭَﺯَﻗْﻨَٰﻜُﻢْ ﻭَٱﺷْﻜُﺮُﻭا۟ ﻟِﻠَّﻪِ ﺇِﻥ ﻛُﻨﺘُﻢْ ﺇِﻳَّﺎﻩُ ﺗَﻌْﺒُﺪُﻭﻥَ
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah. (Al-Baqarah – 2:172)
SUMBER: DOADANKAJIANISLAMI


via Bin Usrah

Sumber : 1CiteMalaya
09:19

SIHAT DAN SAKIT MENURUT ISLAM


SIHAT DAN SAKIT MENURUT AL-QURAN
[1] Allah menurunkan Al Quran sebagai syifa (obat) (Qs.17:82)
ﻭَﻧُﻨَﺰِّﻝُ ﻣِﻦَ ٱﻟْﻘُﺮْءَاﻥِ ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺎٓءٌ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔٌ ﻟِّﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ۙ ﻭَﻻَ ﻳَﺰِﻳﺪُ ٱﻟﻆَّٰﻠِﻤِﻴﻦَ ﺇِﻻَّ ﺧَﺴَﺎﺭًا
Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang lalim selain kerugian. (Al-Isra’ – 17:82)
*Nabi saw mendoakan kesembuhan dengan membaca Al Ikhlas, Al Falaq dan An Nas.
*Nabi saw juga membenarkan sahabatnya yang mengobati dengan membacakan surat Al Fatihah
[2] Bagi orang orang yang beriman, Al Quran adalah syifa (Qs.41:44)
ﻭَﻟَﻮْ ﺟَﻌَﻠْﻨَٰﻪُ ﻗُﺮْءَاﻧًﺎ ﺃَﻋْﺠَﻤِﻴًّﺎ ﻟَّﻘَﺎﻟُﻮا۟ ﻟَﻮْﻻَ ﻓُﺼِّﻠَﺖْ ءَاﻳَٰﺘُﻪُۥٓ ۖ ءَا۬ﻋْﺠَﻤِﻰٌّ ﻭَﻋَﺮَﺑِﻰٌّ ۗ ﻗُﻞْ ﻫُﻮَ ﻟِﻠَّﺬِﻳﻦَ ءَاﻣَﻨُﻮا۟ ﻫُﺪًﻯ ﻭَﺷِﻔَﺎٓءٌ ۖ ﻭَٱﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻻَ ﻳُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﻓِﻰٓ ءَاﺫَاﻧِﻬِﻢْ ﻭَﻗْﺮٌ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻋَﻤًﻰ ۚ ﺃُﻭ۟ﻟَٰٓﺌِﻚَ ﻳُﻨَﺎﺩَﻭْﻥَ ﻣِﻦ ﻣَّﻜَﺎﻥٍۭ ﺑَﻌِﻴﺪٍ
Dan jikalau Kami jadikan Al-Qur’an itu suatu bacaan dalam selain bahasa Arab tentulah mereka mengatakan, “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?”. Apakah (patut Al-Qur’an) dalam bahasa asing, sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah, “Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al-Qur’an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh”.
(Fussilat – 41:44)
[3] Al Quran juga syifa (obat) bagi segala penyakit hati (Qs.10:57)
ﻳَٰٓﺄَﻳُّﻬَﺎ ٱﻟﻨَّﺎﺱُ ﻗَﺪْ ﺟَﺎٓءَﺗْﻜُﻢ ﻣَّﻮْﻋِﻆَﺔٌ ﻣِّﻦ ﺭَّﺑِّﻜُﻢْ ﻭَﺷِﻔَﺎٓءٌ ﻟِّﻤَﺎ ﻓِﻰ ٱﻟﺼُّﺪُﻭﺭِ ﻭَﻫُﺪًﻯ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔٌ ﻟِّﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Yunus – 10:57)
[4] Madu dengan berbagai macam warnanya, diciptakan Allah sebagai obat penyembuh bagi manusia (Qs.16:69)
ﺛُﻢَّ ﻛُﻠِﻰ ﻣِﻦ ﻛُﻞِّ ٱﻟﺜَّﻤَﺮَٰﺕِ ﻓَﭑﺳْﻠُﻜِﻰ ﺳُﺒُﻞَ ﺭَﺑِّﻚِ ﺫُﻟُﻻً ۚ ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﻣِﻦۢ ﺑُﻂُﻮﻧِﻬَﺎ ﺷَﺮَاﺏٌ ﻣُّﺨْﺘَﻠِﻒٌ ﺃَﻟْﻮَٰﻧُﻪُۥ ﻓِﻴﻪِ ﺷِﻔَﺎٓءٌ ﻟِّﻠﻨَّﺎﺱِ ۗ ﺇِﻥَّ ﻓِﻰ ﺫَٰﻟِﻚَ ﻻَءَﻳَﺔً ﻟِّﻘَﻮْﻡٍ ﻳَﺘَﻔَﻜَّﺮُﻭﻥَ
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan
(An-Nahl – 16:69)
[5] Allah menyebut pohon zaitun sebagai pohon yang banyak berkahnya (Qs.24:35)
ٱﻟﻠَّﻪُ ﻧُﻮﺭُ ٱﻟﺴَّﻤَٰﻮَٰﺕِ ﻭَٱﻷَْﺭْﺽِ ۚ ﻣَﺜَﻞُ ﻧُﻮﺭِﻩِۦ ﻛَﻤِﺸْﻜَﻮٰﺓٍ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻣِﺼْﺒَﺎﺡٌ ۖ ٱﻟْﻤِﺼْﺒَﺎﺡُ ﻓِﻰ ﺯُﺟَﺎﺟَﺔٍ ۖ ٱﻟﺰُّﺟَﺎﺟَﺔُ ﻛَﺄَﻧَّﻬَﺎ ﻛَﻮْﻛَﺐٌ ﺩُﺭِّﻯٌّ ﻳُﻮﻗَﺪُ ﻣِﻦ ﺷَﺠَﺮَﺓٍ ﻣُّﺒَٰﺮَﻛَﺔٍ ﺯَﻳْﺘُﻮﻧَﺔٍ ﻻَّ ﺷَﺮْﻗِﻴَّﺔٍ ﻭَﻻَ ﻏَﺮْﺑِﻴَّﺔٍ ﻳَﻜَﺎﺩُ ﺯَﻳْﺘُﻬَﺎ ﻳُﻀِﻰٓءُ ﻭَﻟَﻮْ ﻟَﻢْ ﺗَﻤْﺴَﺴْﻪُ ﻧَﺎﺭٌ ۚ ﻧُّﻮﺭٌ ﻋَﻠَﻰٰ ﻧُﻮﺭٍ ۗ ﻳَﻬْﺪِﻯ ٱﻟﻠَّﻪُ ﻟِﻨُﻮﺭِﻩِۦ ﻣَﻦ ﻳَﺸَﺎٓءُ ۚ ﻭَﻳَﻀْﺮِﺏُ ٱﻟﻠَّﻪُ ٱﻷَْﻣْﺜَٰﻞَ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ۗ ﻭَٱﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻜُﻞِّ ﺷَﻰْءٍ ﻋَﻠِﻴﻢٌ
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (An-Nur – 24:35)
*Dapat dimakan dan dapat dibuat menjadi minyak (Qs.23:20)
ﻭَﺷَﺠَﺮَﺓً ﺗَﺨْﺮُﺝُ ﻣِﻦ ﻃُﻮﺭِ ﺳَﻴْﻨَﺎٓءَ ﺗَﻨۢﺒُﺖُ ﺑِﭑﻟﺪُّﻫْﻦِ ﻭَﺻِﺒْﻎٍ ﻟِّﻻْءَﻛِﻠِﻴﻦَ
dan pohon kayu ke luar dari Thursina (pohon zaitun), yang menghasilkan minyak, dan pemakan makanan bagi orang-orang yang makan. (Al-Mu’minun – 23:20)
*Di antara berkah zaitun ialah dapat dipakai untuk mengobati
SUMBER: DOADANKAJIANISLAMI


via Bin Usrah

Sumber : 1CiteMalaya
09:19

PAKAIAN DAN AURAT MENURUT ISLAM



[1] Iblis yang membisikkan fikiran jahat kepada Nabi Adam dan Hawa, agar aurat mereka terbuka (Qs.7:20)
ﻓَﻮَﺳْﻮَﺱَ ﻟَﻬُﻤَﺎ ٱﻟﺸَّﻴْﻂَٰﻦُ ﻟِﻴُﺒْﺪِﻯَ ﻟَﻬُﻤَﺎ ﻣَﺎ ﻭُۥﺭِﻯَ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ ﻣِﻦ ﺳَﻮْءَٰﺗِﻬِﻤَﺎ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻣَﺎ ﻧَﻬَﻰٰﻛُﻤَﺎ ﺭَﺑُّﻜُﻤَﺎ ﻋَﻦْ ﻫَٰﺬِﻩِ ٱﻟﺸَّﺠَﺮَﺓِ ﺇِﻻَّٓ ﺃَﻥ ﺗَﻜُﻮﻧَﺎ ﻣَﻠَﻜَﻴْﻦِ ﺃَﻭْ ﺗَﻜُﻮﻧَﺎ ﻣِﻦَ ٱﻟْﺨَٰﻠِﺪِﻳﻦَ
Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata, “Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)”. 
(Al-A’raf – 7:20)
[2] Setelah makan buah terlarang, maka terbukalah aurat keduanya, lalu mereka berusaha menutupinya dengan dedaunan surga, akhirnya keluar dari surga (Qs.7:22-24)
ﻓَﺪَﻟَّﻰٰﻫُﻤَﺎ ﺑِﻐُﺮُﻭﺭٍ ۚ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺫَاﻗَﺎ ٱﻟﺸَّﺠَﺮَﺓَ ﺑَﺪَﺕْ ﻟَﻬُﻤَﺎ ﺳَﻮْءَٰﺗُﻬُﻤَﺎ ﻭَﻃَﻔِﻘَﺎ ﻳَﺨْﺼِﻔَﺎﻥِ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻤَﺎ ﻣِﻦ ﻭَﺭَﻕِ ٱﻟْﺠَﻨَّﺔِ ۖ ﻭَﻧَﺎﺩَﻯٰﻫُﻤَﺎ ﺭَﺑُّﻬُﻤَﺎٓ ﺃَﻟَﻢْ ﺃَﻧْﻬَﻜُﻤَﺎ ﻋَﻦ ﺗِﻠْﻜُﻤَﺎ ٱﻟﺸَّﺠَﺮَﺓِ ﻭَﺃَﻗُﻞ ﻟَّﻜُﻤَﺎٓ ﺇِﻥَّ ٱﻟﺸَّﻴْﻂَٰﻦَ ﻟَﻜُﻤَﺎ ﻋَﺪُﻭٌّ ﻣُّﺒِﻴﻦٌ
maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka, “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu, “Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”
(Al-A’raf – 7:22)
ﻗَﺎﻻَ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻇَﻠَﻤْﻨَﺎٓ ﺃَﻧﻔُﺴَﻨَﺎ ﻭَﺇِﻥ ﻟَّﻢْ ﺗَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻨَﺎ ﻭَﺗَﺮْﺣَﻤْﻨَﺎ ﻟَﻨَﻜُﻮﻧَﻦَّ ﻣِﻦَ ٱﻟْﺨَٰﺴِﺮِﻳﻦَ
Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”.
(Al-A’raf – 7:23)
ﻗَﺎﻝَ ٱﻫْﺒِﻂُﻮا۟ ﺑَﻌْﻀُﻜُﻢْ ﻟِﺒَﻌْﺾٍ ﻋَﺪُﻭٌّ ۖ ﻭَﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻰ ٱﻷَْﺭْﺽِ ﻣُﺴْﺘَﻘَﺮٌّ ﻭَﻣَﺘَٰﻊٌ ﺇِﻟَﻰٰ ﺣِﻴﻦٍ
Allah berfirman, “Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan”.
(Al-A’raf – 7:24)
[3] Salah satu fitnah Iblis ialah upayanya agar manusia terbuka auratnya, seperti yang telah ia lakukan terhadap nenek moyang mereka, Nabi Adam dan Hawa (Qs.7:27)
ﻳَٰﺒَﻨِﻰٓ ءَاﺩَﻡَ ﻻَ ﻳَﻔْﺘِﻨَﻨَّﻜُﻢُ ٱﻟﺸَّﻴْﻂَٰﻦُ ﻛَﻤَﺎٓ ﺃَﺧْﺮَﺝَ ﺃَﺑَﻮَﻳْﻜُﻢ ﻣِّﻦَ ٱﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻳَﻨﺰِﻉُ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ ﻟِﺒَﺎﺳَﻬُﻤَﺎ ﻟِﻴُﺮِﻳَﻬُﻤَﺎ ﺳَﻮْءَٰﺗِﻬِﻤَﺎٓ ۗ ﺇِﻧَّﻪُۥ ﻳَﺮَﻯٰﻛُﻢْ ﻫُﻮَ ﻭَﻗَﺒِﻴﻠُﻪُۥ ﻣِﻦْ ﺣَﻴْﺚُ ﻻَ ﺗَﺮَﻭْﻧَﻬُﻢْ ۗ ﺇِﻧَّﺎ ﺟَﻌَﻠْﻨَﺎ ٱﻟﺸَّﻴَٰﻂِﻴﻦَ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎٓءَ ﻟِﻠَّﺬِﻳﻦَ ﻻَ ﻳُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.
(Al-A’raf – 7:27)
[4] Fungsi pakaian ialah untuk menutup aurat dan memperlihatkan keindahan (Qs.7:26)
ﻳَٰﺒَﻨِﻰٓ ءَاﺩَﻡَ ﻗَﺪْ ﺃَﻧﺰَﻟْﻨَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻟِﺒَﺎﺳًﺎ ﻳُﻮَٰﺭِﻯ ﺳَﻮْءَٰﺗِﻜُﻢْ ﻭَﺭِﻳﺸًﺎ ۖ ﻭَﻟِﺒَﺎﺱُ ٱﻟﺘَّﻘْﻮَﻯٰ ﺫَٰﻟِﻚَ ﺧَﻴْﺮٌ ۚ ﺫَٰﻟِﻚَ ﻣِﻦْ ءَاﻳَٰﺖِ ٱﻟﻠَّﻪِ ﻟَﻌَﻠَّﻬُﻢْ ﻳَﺬَّﻛَّﺮُﻭﻥَ
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (Al-A’raf – 7:26)
[5] Pakaian takwa adalah pakaian terbaik (Qs.7:26)
*Pakaian takwa ialah akhlak yang mulia. Jangan sampai pakaiannya indah, tetapi akhlaknya 
hina.


via Bin Usrah

Sumber : 1CiteMalaya
09:19

UCAP DAN KATA MENURUT ISLAM



[1] Allah tidak suka ucapan buruk, kecuali kalau dianiaya

ﻻَّ ﻳُﺤِﺐُّ ٱﻟﻠَّﻪُ ٱﻟْﺠَﻬْﺮَ ﺑِﭑﻟﺴُّﻮٓءِ ﻣِﻦَ ٱﻟْﻘَﻮْﻝِ ﺇِﻻَّ ﻣَﻦ ﻇُﻠِﻢَ ۚ ﻭَﻛَﺎﻥَ ٱﻟﻠَّﻪُ ﺳَﻤِﻴﻌًﺎ ﻋَﻠِﻴﻤًﺎ

Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(An-Nisa’ – 4:148)

[2] Setiap kata yang terucap dicatat oleh dua malaikat Roqib Atid

ﻣَّﺎ ﻳَﻠْﻔِﻆُ ﻣِﻦ ﻗَﻮْﻝٍ ﺇِﻻَّ ﻟَﺪَﻳْﻪِ ﺭَﻗِﻴﺐٌ ﻋَﺘِﻴﺪٌ

Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.
(Qaf – 50:18)

[3] Ucapan yang baik melahirkan kelakuan yang baik dan mengundang ampunan Allah

ﻳَٰٓﺄَﻳُّﻬَﺎ ٱﻟَّﺬِﻳﻦَ ءَاﻣَﻨُﻮا۟ ٱﺗَّﻘُﻮا۟ ٱﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻗُﻮﻟُﻮا۟ ﻗَﻮْﻻً ﺳَﺪِﻳﺪًا

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,
(Al-Ahzab – 33:70)

ﻳُﺼْﻠِﺢْ ﻟَﻜُﻢْ ﺃَﻋْﻤَٰﻠَﻜُﻢْ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻜُﻢْ ﺫُﻧُﻮﺑَﻜُﻢْ ۗ ﻭَﻣَﻦ ﻳُﻂِﻊِ ٱﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُۥ ﻓَﻘَﺪْ ﻓَﺎﺯَ ﻓَﻮْﺯًا ﻋَﻆِﻴﻤًﺎ

niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.
(Al-Ahzab – 33:71)
  
[4] Bani Israil disuruh mengatakan yang baik

ﻭَﺇِﺫْ ﺃَﺧَﺬْﻧَﺎ ﻣِﻴﺜَٰﻖَ ﺑَﻨِﻰٓ ﺇِﺳْﺮَٰٓءِﻳﻞَ ﻻَ ﺗَﻌْﺒُﺪُﻭﻥَ ﺇِﻻَّ ٱﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺑِﭑﻟْﻮَٰﻟِﺪَﻳْﻦِ ﺇِﺣْﺴَﺎﻧًﺎ ﻭَﺫِﻯ ٱﻟْﻘُﺮْﺑَﻰٰ ﻭَٱﻟْﻴَﺘَٰﻤَﻰٰ ﻭَٱﻟْﻤَﺴَٰﻜِﻴﻦِ ﻭَﻗُﻮﻟُﻮا۟ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ﺣُﺴْﻨًﺎ ﻭَﺃَﻗِﻴﻤُﻮا۟ ٱﻟﺼَّﻠَﻮٰﺓَ ﻭَءَاﺗُﻮا۟ ٱﻟﺰَّﻛَﻮٰﺓَ ﺛُﻢَّ ﺗَﻮَﻟَّﻴْﺘُﻢْ ﺇِﻻَّ ﻗَﻠِﻴﻼً ﻣِّﻨﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻧﺘُﻢ ﻣُّﻌْﺮِﺿُﻮﻥَ

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israel (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.
(Al-Baqarah – 2:83)

Sedangkan umat Islam disuruh mengatakan yang terbaik

ﻭَﻗُﻞ ﻟِّﻌِﺒَﺎﺩِﻯ ﻳَﻘُﻮﻟُﻮا۟ ٱﻟَّﺘِﻰ ﻫِﻰَ ﺃَﺣْﺴَﻦُ ۚ ﺇِﻥَّ ٱﻟﺸَّﻴْﻂَٰﻦَ ﻳَﻨﺰَﻍُ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ۚ ﺇِﻥَّ ٱﻟﺸَّﻴْﻂَٰﻦَ ﻛَﺎﻥَ ﻟِﻹِْﻧﺴَٰﻦِ ﻋَﺪُﻭًّا ﻣُّﺒِﻴﻨًﺎ

Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, ” Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.
(Al-Isra’ – 17:53)

[5] Ucapan yang buruk ialah kendaraan setan untuk mengoyak persaudaraan

ﻭَﻗُﻞ ﻟِّﻌِﺒَﺎﺩِﻯ ﻳَﻘُﻮﻟُﻮا۟ ٱﻟَّﺘِﻰ ﻫِﻰَ ﺃَﺣْﺴَﻦُ ۚ ﺇِﻥَّ ٱﻟﺸَّﻴْﻂَٰﻦَ ﻳَﻨﺰَﻍُ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ۚ ﺇِﻥَّ ٱﻟﺸَّﻴْﻂَٰﻦَ ﻛَﺎﻥَ ﻟِﻹِْﻧﺴَٰﻦِ ﻋَﺪُﻭًّا ﻣُّﺒِﻴﻨًﺎ

Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, ” Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.
(Al-Isra’ – 17:53)

[6] Ucapan terhadap orangtua tidak hanya terbaik, melainkan harus menggunakan
ucapan atau perkataan  yang mulia (terjemahan dari kata “kariim”)

ﻭَﻗَﻀَﻰٰ ﺭَﺑُّﻚَ ﺃَﻻَّ ﺗَﻌْﺒُﺪُﻭٓا۟ ﺇِﻻَّٓ ﺇِﻳَّﺎﻩُ ﻭَﺑِﭑﻟْﻮَٰﻟِﺪَﻳْﻦِ ﺇِﺣْﺴَٰﻨًﺎ ۚ ﺇِﻣَّﺎ ﻳَﺒْﻠُﻐَﻦَّ ﻋِﻨﺪَﻙَ ٱﻟْﻜِﺒَﺮَ ﺃَﺣَﺪُﻫُﻤَﺎٓ ﺃَﻭْ ﻛِﻼَﻫُﻤَﺎ ﻓَﻼَ ﺗَﻘُﻞ ﻟَّﻬُﻤَﺎٓ ﺃُﻑٍّ ﻭَﻻَ ﺗَﻨْﻬَﺮْﻫُﻤَﺎ ﻭَﻗُﻞ ﻟَّﻬُﻤَﺎ ﻗَﻮْﻻً ﻛَﺮِﻳﻤًﺎ

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
(Al-Isra’ – 17:23)


via Bin Usrah

Sumber : 1CiteMalaya
09:19

TUNTUTAN BERSABAR DALAM ALQURAN



[1] Orang beriman disuruh bersabar dan meningkatkan kesabaran
ﻳَٰٓﺄَﻳُّﻬَﺎ ٱﻟَّﺬِﻳﻦَ ءَاﻣَﻨُﻮا۟ ٱﺻْﺒِﺮُﻭا۟ ﻭَﺻَﺎﺑِﺮُﻭا۟ ﻭَﺭَاﺑِﻂُﻮا۟ ﻭَٱﺗَّﻘُﻮا۟ ٱﻟﻠَّﻪَ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗُﻔْﻠِﺤُﻮﻥَ
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.
(Ali Imran – 3:200)
[2] Sabar baru bernilai kalau dilakukan karena mengharap ridlo Allah
ﻭَٱﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺻَﺒَﺮُﻭا۟ ٱﺑْﺘِﻐَﺎٓءَ ﻭَﺟْﻪِ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﻭَﺃَﻗَﺎﻣُﻮا۟ ٱﻟﺼَّﻠَﻮٰﺓَ ﻭَﺃَﻧﻔَﻘُﻮا۟ ﻣِﻤَّﺎ ﺭَﺯَﻗْﻨَٰﻬُﻢْ ﺳِﺮًّا ﻭَﻋَﻼَﻧِﻴَﺔً ﻭَﻳَﺪْﺭَءُﻭﻥَ ﺑِﭑﻟْﺤَﺴَﻨَﺔِ ٱﻟﺴَّﻴِّﺌَﺔَ ﺃُﻭ۟ﻟَٰٓﺌِﻚَ ﻟَﻬُﻢْ ﻋُﻘْﺒَﻰ ٱﻟﺪَّاﺭِ
Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),
(Ar-Ra’d – 13:22)
[3] Menjadikan sabar sebagai pegangan dalam menghadapi ujian hidup
ﻳَٰٓﺄَﻳُّﻬَﺎ ٱﻟَّﺬِﻳﻦَ ءَاﻣَﻨُﻮا۟ ٱﺳْﺘَﻌِﻴﻨُﻮا۟ ﺑِﭑﻟﺼَّﺒْﺮِ ﻭَٱﻟﺼَّﻠَﻮٰﺓِ ۚ ﺇِﻥَّ ٱﻟﻠَّﻪَ ﻣَﻊَ ٱﻟﺼَّٰﺒِﺮِﻳﻦَ
Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
(Al-Baqarah – 2:153)
[4] Meyakini bahwa Allah senantiasa menyertai orang yang sabar (Qs.2:153)
[5] Berdoa kepada Allah agar mencurahkan kesabaran
ﻭَﻣَﺎ ﺗَﻨﻘِﻢُ ﻣِﻨَّﺎٓ ﺇِﻻَّٓ ﺃَﻥْ ءَاﻣَﻨَّﺎ ﺑِـَٔﺎﻳَٰﺖِ ﺭَﺑِّﻨَﺎ ﻟَﻤَّﺎ ﺟَﺎٓءَﺗْﻨَﺎ ۚ ﺭَﺑَّﻨَﺎٓ ﺃَﻓْﺮِﻍْ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﺻَﺒْﺮًا ﻭَﺗَﻮَﻓَّﻨَﺎ ﻣُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ
Dan kamu tidak menyalahkan kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami”. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)”. (Al-A’raf – 7:126)


via Bin Usrah

Sumber : 1CiteMalaya
09:19

4 SEBAB BERLAKUNYA MUSIBAH MENURUT AL-QURAN



[1] Musibah itu ujian kesabaran (Qs.21:35)
ﻛُﻞُّ ﻧَﻔْﺲٍ ﺫَآﺋِﻘَﺔُ ٱﻟْﻤَﻮْﺕِ ۗ ﻭَﻧَﺒْﻠُﻮﻛُﻢ ﺑِﭑﻟﺸَّﺮِّ ﻭَٱﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻓِﺘْﻨَﺔً ۖ ﻭَﺇِﻟَﻴْﻨَﺎ ﺗُﺮْﺟَﻌُﻮﻥَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan. (Al-Anbiya – 21:35)
[2] Tidak ada musibah yang terjadi kecuali atas izin Allah (Qs.64:11)
ﻣَﺎٓ ﺃَﺻَﺎﺏَ ﻣِﻦ ﻣُّﺼِﻴﺒَﺔٍ ﺇِﻻَّ ﺑِﺈِﺫْﻥِ ٱﻟﻠَّﻪِ ۗ ﻭَﻣَﻦ ﻳُﺆْﻣِﻦۢ ﺑِﭑﻟﻠَّﻪِ ﻳَﻬْﺪِ ﻗَﻠْﺒَﻪُۥ ۚ ﻭَٱﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻜُﻞِّ ﺷَﻰْءٍ ﻋَﻠِﻴﻢٌ
Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (At-Tagabun – 64:11)
[3] Tidak ada musibah yang terjadi, baik menimpa diri sendiri ataupun bencana di bumi, melainkan sudah tercatat di Lauh Mahfuz (Qs.57:22-23)
ﻣَﺎٓ ﺃَﺻَﺎﺏَ ﻣِﻦ ﻣُّﺼِﻴﺒَﺔٍ ﻓِﻰ ٱﻷَْﺭْﺽِ ﻭَﻻَ ﻓِﻰٓ ﺃَﻧﻔُﺴِﻜُﻢْ ﺇِﻻَّ ﻓِﻰ ﻛِﺘَٰﺐٍ ﻣِّﻦ ﻗَﺒْﻞِ ﺃَﻥ ﻧَّﺒْﺮَﺃَﻫَﺎٓ ۚ ﺇِﻥَّ ﺫَٰﻟِﻚَ ﻋَﻠَﻰ ٱﻟﻠَّﻪِ ﻳَﺴِﻴﺮٌ
Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Al-Hadid – 57:22)
ﻟِّﻜَﻴْﻼَ ﺗَﺄْﺳَﻮْا۟ ﻋَﻠَﻰٰ ﻣَﺎ ﻓَﺎﺗَﻜُﻢْ ﻭَﻻَ ﺗَﻔْﺮَﺣُﻮا۟ ﺑِﻤَﺎٓ ءَاﺗَﻰٰﻛُﻢْ ۗ ﻭَٱﻟﻠَّﻪُ ﻻَ ﻳُﺤِﺐُّ ﻛُﻞَّ ﻣُﺨْﺘَﺎﻝٍ ﻓَﺨُﻮﺭٍ
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (Al-Hadid – 57:23)
[4] Apapun musibah yang menimpa, itu karena dosa dan kesalahan yang dilakukan (Qs.42:30)
ﻭَﻣَﺎٓ ﺃَﺻَٰﺒَﻜُﻢ ﻣِّﻦ ﻣُّﺼِﻴﺒَﺔٍ ﻓَﺒِﻤَﺎ ﻛَﺴَﺒَﺖْ ﺃَﻳْﺪِﻳﻜُﻢْ ﻭَﻳَﻌْﻔُﻮا۟ ﻋَﻦ ﻛَﺜِﻴﺮٍ
Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (Asy-Syura – 42:30)



via Bin Usrah

Sumber : 1CiteMalaya
09:19

PERHUBUNGAN SUAMI ISTERI MENURUT ISLAM



[1] Saling berkata benar atau berkata jujur, dan memilih kata kata yang baik (Qs.33:70)

ﻳَٰٓﺄَﻳُّﻬَﺎ ٱﻟَّﺬِﻳﻦَ ءَاﻣَﻨُﻮا۟ ٱﺗَّﻘُﻮا۟ ٱﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻗُﻮﻟُﻮا۟ ﻗَﻮْﻻً ﺳَﺪِﻳﺪًا
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,
(Al-Ahzab – 33:70)
[2] Mewujudkan pergaulan yang baik (Qs.4:19)

ﻳَٰٓﺄَﻳُّﻬَﺎ ٱﻟَّﺬِﻳﻦَ ءَاﻣَﻨُﻮا۟ ﻻَ ﻳَﺤِﻞُّ ﻟَﻜُﻢْ ﺃَﻥ ﺗَﺮِﺛُﻮا۟ ٱﻟﻨِّﺴَﺎٓءَ ﻛَﺮْﻫًﺎ ۖ ﻭَﻻَ ﺗَﻌْﻀُﻠُﻮﻫُﻦَّ ﻟِﺘَﺬْﻫَﺒُﻮا۟ ﺑِﺒَﻌْﺾِ ﻣَﺎٓ ءَاﺗَﻴْﺘُﻤُﻮﻫُﻦَّ ﺇِﻻَّٓ ﺃَﻥ ﻳَﺄْﺗِﻴﻦَ ﺑِﻔَٰﺤِﺸَﺔٍ ﻣُّﺒَﻴِّﻨَﺔٍ ۚ ﻭَﻋَﺎﺷِﺮُﻭﻫُﻦَّ ﺑِﭑﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ ۚ ﻓَﺈِﻥ ﻛَﺮِﻫْﺘُﻤُﻮﻫُﻦَّ ﻓَﻌَﺴَﻰٰٓ ﺃَﻥ ﺗَﻜْﺮَﻫُﻮا۟ ﺷَﻴْـًٔﺎ ﻭَﻳَﺠْﻌَﻞَ ٱﻟﻠَّﻪُ ﻓِﻴﻪِ ﺧَﻴْﺮًا ﻛَﺜِﻴﺮًا
Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
(An-Nisa’ – 4:19)
[3] Saling menghargai jasa sekecil apapun (Qs.2:237)

ﻭَﺇِﻥ ﻃَﻠَّﻘْﺘُﻤُﻮﻫُﻦَّ ﻣِﻦ ﻗَﺒْﻞِ ﺃَﻥ ﺗَﻤَﺴُّﻮﻫُﻦَّ ﻭَﻗَﺪْ ﻓَﺮَﺿْﺘُﻢْ ﻟَﻬُﻦَّ ﻓَﺮِﻳﻀَﺔً ﻓَﻨِﺼْﻒُ ﻣَﺎ ﻓَﺮَﺿْﺘُﻢْ ﺇِﻻَّٓ ﺃَﻥ ﻳَﻌْﻔُﻮﻥَ ﺃَﻭْ ﻳَﻌْﻔُﻮَا۟ ٱﻟَّﺬِﻯ ﺑِﻴَﺪِﻩِۦ ﻋُﻘْﺪَﺓُ ٱﻟﻨِّﻜَﺎﺡِ ۚ ﻭَﺃَﻥ ﺗَﻌْﻔُﻮٓا۟ ﺃَﻗْﺮَﺏُ ﻟِﻠﺘَّﻘْﻮَﻯٰ ۚ ﻭَﻻَ ﺗَﻨﺴَﻮُا۟ ٱﻟْﻔَﻀْﻞَ ﺑَﻴْﻨَﻜُﻢْ ۚ ﺇِﻥَّ ٱﻟﻠَّﻪَ ﺑِﻤَﺎ ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ ﺑَﺼِﻴﺮٌ
Jika kamu menceraikan istri-istrimu sebelum kamu bercampur dengan mereka, padahal sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya, maka bayarlah seperdua dari mahar yang telah kamu tentukan itu, kecuali jika istri-istrimu itu memaafkan atau dimaafkan oleh orang yang memegang ikatan nikah, dan pemaafan kamu itu lebih dekat kepada taqwa. Dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kamu kerjakan.
(Al-Baqarah – 2:237)
[4] Saling memaafkan bila terjadi kesalahan (Qs.3:134)

ٱﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﻨﻔِﻘُﻮﻥَ ﻓِﻰ ٱﻟﺴَّﺮَّآءِ ﻭَٱﻟﻀَّﺮَّآءِ ﻭَٱﻟْﻜَٰﻆِﻤِﻴﻦَ ٱﻟْﻐَﻴْﻆَ ﻭَٱﻟْﻌَﺎﻓِﻴﻦَ ﻋَﻦِ ٱﻟﻨَّﺎﺱِ ۗ ﻭَٱﻟﻠَّﻪُ ﻳُﺤِﺐُّ ٱﻟْﻤُﺤْﺴِﻨِﻴﻦَ
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali Imran – 3:134)
[5] Meyakini di balik kekurangan masing masing Allah menyediakan kebaikan yang banyak (Qs.4:19)


via Bin Usrah

Sumber : 1CiteMalaya